Saturday, June 2, 2007

Kecintaan K Usman Pada (dusunlaman) Prabumulih















Foto: Yang tua dan yang muda, K. Usman dan Vinda Swasthipadma di PDS HB. Yasin, Cikini, Jakarta.




Syam Asinar Radjam [dusunlaman]

“Untuk Prabumulih dan untuk anak Ayah, apapun pasti Ayah izinkan,” suara pengarang tua kelahiran Dusun Tanjung Serian, Muara Enim, 67 tahun lalu, terdengar hangat.

Hari itu, (14/04/07) saya sengaja menghubunginya pengarang yang dibesarkan di Prabumulih, Sumsel ini. Karena, sehari sebelumnya saya menemukan 5 judul buku yang ditulis beliau.

Buku-buku yang terhitung tua. Salah satunya, Deru Ombak di Tebing Karang (Balai Pustaka, 1963). Buku yang bertahun cetak paling muda, Ada Taman di Kotaku (Kurnia Esa, 1978). Yang terakhir ini, salah satu karya beliau yang saya idamkan bertahun-tahun. Kenapa saya begitu terobsesi terhadap buku ini, sampai-sampai memasuki padang-padang perburuan buku bekas, akan saya ceritakan di tulisan lain.

Kegembiraan saya meluap-luap, lantaran 5 buku ini menambah perbendaharaan di perpustakaan kecil di rumah. Padahal, keseluruhan karya K Usman yang saya koleksi baru seujung kuku dibanding total buku yang telah ia tulis. Paling tidak 203 buku karya K Usman telah diterbitkan. Jumlah itu akan terus bertambah, mengingat beliau adalah penulis yang tetap produktif di masa tuanya.

Tampaknya, kabar yang saya sampaikan melalui telepon menularkan kegembiraan yang sama kepada K Usman. Sebab, beliau sendiri kehilangan sejumlah buku karangannya. Saat ini beliau sedang mengumpulkan kembali satu per satu buku yang ia tulis. Kebetulan, dua judul buku yang saya temukan termasuk daftar buku yang ia buru. Judul buku yang dimaksud adalah sebuah fabel berjudul Bersatu Padu Mengalahkan Musuh (Bas Djaya, tanpa tahun) dan ehm... “Ada Taman di Kotaku”. Untuk itu, beliau meminta saya untuk mengopi keduanya.

Tiba-tiba saya teringat satu gagasan yang pernah muncul di milis dusunlaman. Saya lupa siapa penggagasnya. Bisa jadi Kak Topan Reda Hasanudin, boleh jadi Kak Yulius Hendra Hasanudin. Yang pasti, gagasannya adalah menampilkan cerita-cerita karya K Usman di blog dusunlaman.

Kepada K Usman, saya memperkenalkan blog dusunlaman. Sebuah situs maya “keroyokan” yang diniatkan sebagai media berbagi informasi bagi semua warga Prabumulih. Tak lupa meminta izin beliau agar diperbolehkan menulis ulang sejumlah karyanya lalu ditampilkan di blog dusunlaman. Terutama, cerita-cerita yang mengambil setting/latar di Prabumulih.

Gayung bersambut! Beliau antusias dan membolehkan. Seperti yang diucapkan beliau “Untuk Prabumulih... Apapun Ayah izinkan.”

“Ruwatan” menulis ulang buah kecintaan K Usman pada (dusunlaman) Prabumulih akan menjadi sajian utama di blog dusunlaman. []

No comments:

Post a Comment

Silakan Komentar, tapi jangan nyampah :D

banner8.gif