Monday, June 4, 2007

Kesenian Prabumulih: Organ Tunggal

Syam Asinar Radjam [dusunlaman]

Menengok resepsi perkawinan adalah salah satu cara praktis untuk mengetahui aktivitas kesenian setempat. Lalu, kesenian apa yang hidup di Prabumulih atau bahkan seantero Sumatra Selatan? Jawabannya, budaya organ tunggal dengan ajeb-ajeb house music.

Dalam perayaan-perayaan yang masih berani menampilkan kemasan adat ke-Palembang-an, organ tunggal memang telah menyusup bahkan berurat akar. Memang jika kebetulan kondangan ke resepsi pernikahan di tanah Sumatra Selatan kita akan menyaksikan kedua mempelai mengenakan pakaian adat yang disebut penganggon. Mempelai perempuannya akan didandani cantik dengan sunting aisan melekat di kepala. Keluarga kedua mempelai akan berhias dengan mengenakan baju kurung dan kain songket.

Aneka makanan tradisional pun dipergelarkan, sebut saja empek-empek, tekwan, malbi, dan kue-kue misalnya maksuba, engkak ketan, bolu empat belas jam, srikaya, dan lain sebagainya.

Tari Tanggai dipergelarkan menyambut tetamu. Lagu-lagu rakyat didendangkan. Tapi, khususnya tarian dan nyanyian hanya sebatas ritual di awal acara. Selebihnya, dentum musik selayaknya di diskotik. Apapun jenis lagunya, iramanya... house music. Hajar... Mang!

Kembali menyoal kesenian, ia adalah sesuatu yang hidup di dalam masyarakat. Ia bukan semata-mata jenis dan model pakaian apa yang dikenakan, lagu apa yang dinyanyikan, tarian apa yang digerakkan, makanan apa yang disajikan. Sekali lagi kesenian adalah sesuatu yang hidup, tumbuh, dan berkembang bersama dinamika masyarakat di suatu tempat. Ia dan tata cara dalam hidup memiliki hubungan timbal balik. Ia jugalah yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh nilai yang ada di suatu komunitas.

Dan organ tunggal bukan hanya telah merebut tempat teratas dari kesenian yang di Prabumulih. Ia bahkan telah memenangkan, menyingkirkan aneka kesenian yang sebelumnya ada. Seusai romantisme terhadap segala ritual diselenggarakan, ia memainkan peranan penting hingga pesta usai. Organ tunggal mampu menarik anak-anak muda dan paruh baya di resepsi pernikahan untuk berapresiasi, naik ke panggung lalu menyanyikan lagu Jablai atau SMS dengan irama house music. Tembang-tembang yang pernah dipopulerkan Pance Pondaag, Meriam Belina, Dian Piesesha pun dinyanyikan dengan irama house music.

Organ tunggal pula-lah yang mampu menjerat tetamu untuk tetap di tempat, sekalipun tak jarang karenanya pesta pernikahan dilangsungkan dari pagi hingga tengah malam. Jika para tetamu ini diibaratkan mesin, maka organ tunggal adalah engkol yang terus menerus memicu agar energi pada mereka terus terbangkitkan. []

No comments:

Post a Comment

Silakan Komentar, tapi jangan nyampah :D

banner8.gif