Friday, July 20, 2007

Bioskop Nasional



Oleh: Topan Redda Hasanuddin

Seperti pernah ditulis di weblog ini, bioskop Nasional adalah salah satu media hiburan gambar bergerak tertua di kota Prabumulih . Didirikan sekitar era 1950-an oleh duo kongsi TERINOM dan SUHUR (seperti diceritakan kembali oleh Suherman Muis Suhur dalam email kepada saya baru-baru ini).

Keberadaannya di Prabumulih di era tahun 1950-an itu mungkin cukup fenomenal. Coba bayangkan seperti apa kota Prabumulih di tahun 1950-an? Jalan Rambang (sekarang Jalan Sudirman) sebagai jalan utama di Prabumulih masih sempit dan mungkin tidak semuanya sudah diaspal. Hutan-hutan dan belukar yang mengelilingi kota masih lebat dan asri.. Tapi kota Prabumulih sudah mempunyai gedung bioskop sendiri.
Keberadaan "Nasional Bioscope" (begini dulu ia dieja) masih terus berlanjut hingga ke era 70-an kala saya masih duduk di sekolah dasar. Bioskop Nasional ditonton oleh bertruk-truk masyarakat dari dusun-dusun sekitar untuk menonton dengan riuh dengan bertepuk tangan dan berteriak-teriak bila sang Jagoan India sudah datang menyelamatkan pacarnya yang ada di tangan musuh...

Ya, film India! Film India memang tontonan terfavorit masyarakat waktu itu. Siapa yang tak kenal dengan Dev Anand, Hema Malini, Dharmendra, Jeetendra, Pran, Satrughan Sinha, Rishi Kapoor, Helen, Amitabh Bacchan, Dimpel Kapadia, Nettu Singh, Rakesh Roshan, Sunil Dutt...

Film India itu akan diputar hingga berhari-hari bahkan bisa sebulan penuh! Daya tampung bioskop hanya 300-400 tapi bisa dimuati oleh 700 orang! Penonton rela nonton sambil berdiri dan kepanasan sambil berpeluh keringat demi menonton bintang kesayangannya itu tadi. Jika adegan sudah sampai ke perkelahian ala India, maka ya itu tadi, penonton akan berteriak-teriak sambil bertepuk tangan dan bahkan mencucurkan air mata bila adegan sedih berkepanjangan yang ditayangkan.

Peringkat kedua film yang disukai adalah silat mandarin dan Hongkong dengan bintang-bintang Fu Shen, David Chiang, Ti Lung, Chen Kuan Thai. Lalu film silat Jepang dengan bintang utama Etshuko Shiomi dan Sinichi Chiba serta Yasuaki Kurata sebagai langganan pemeran antagonis.

Namun kini dengan semakin berkembangnya teknologi video hingga VCD dan DVD maka peran bioskop sebagai pemberi gambar hidup pelan-pelan menyurut. Hingga awal tahun 1990-an Bioskop Nasional masih menyuguhkan tontotan film-film dengan jumlah penonton yang semakin merosot dan bahkan tidak menguntungkan lagi sebagai usaha. Hingga akhirnya ditutup sama sekali. Meski gedung ini sempat dimanfaatkan oleh sebuah usaha permainan ketangkasan. [Topan Redda Hasanuddin, Kamis 18 Mei 2006, 1:09 PM]

Tulisan ini pernah dimuat di blog lama dusunlaman, 23 Mei 2006. Untuk membaca koleksi tulisan lama dusunlaman, silakan klik http://dusunlaman.blog.com

googled278a6fe0e049407.html

5 comments:

  1. saya juga merasakan nonton film di bioskop nasional, sekarang bioskop itu sudah tidak di gunakan lagi. tapi kalo sore hari banyak tukang jajanan yang mangkal di depan bioskop nasional...dan sate yang dijual disana konon katanya enak...saya jadi kangen pengen pulang ke prabumulih....kota kelahiran.

    ReplyDelete
  2. sate yang enak itu... di depan BRI lho, Rie. :-D
    Mmm... Yummmie!

    ReplyDelete
  3. Aku jugo sering diajak bapak nonton di bioskop Nasional semasa kecik dulu.
    Kalu dak salah film India, tapi judulnyo aku lah lupo.

    Dulu sering beli pempek panggang di sano. EHMMMMM
    Masih ado dak ye???

    Lah lamo nian dak liat bioskop Nasional.
    Terakhir ke Prabu tahun 2004, itupun dak pernah lewat bioskop Nasional, kalaupun lewat dak biso nonton jugo kan? Lah lamo bioskopnyo almarhum

    ReplyDelete
  4. Bioskop nasional salah satu favoritku. karena... ada BALKON-nya... :-D

    ReplyDelete
  5. every time you go, Bioskop NASIONAL. legendaris yang udah jadi nggak berfunsi lagi, tapi dia saksi sejarah perjalanan Kota tercinta ini, aku dah 17 tahun tinggalkan kota ini, Nasional adalah salah satu icon Prabumulih harus segera dilestarikan, Mungkin bisa dijadikan Meuseum Sejarah perjalan Kota Prabumulih atau apalah yang penting Kita jadikan gedung yang bermanfaat sebagai ICON PRABUMULIH, dan ingat jangan sampai seperti di kota-kota lainnya dimana gedung atau bangunan yang mengandung unsur sejarah di ratakan dengan tanah ok.... SETUJU... /salam dari saya(RYAN budak asli kelahiran Prabumulih) buat penduduk Prabumulih

    ReplyDelete

Silakan Komentar, tapi jangan nyampah :D

banner8.gif