Thursday, July 26, 2007

Mutasi Pejabat di Prabumulih

Sejak Drs H Rachman Djalili kembali bertugas sebagai Walikota Prabumulih, tersebar isyu mutasi besar-besaran di lingkungan pejabat pemerintahan kota Prabumulih. Hingga Selasa (24/7) lalu, di Harian Sriwijaya Pos Drs H Rachman Djalili masih memberikan jawaban diplomatis,"

“Nantilah kita lihat. Saya belum bisa memastikan.”


Tampaknya isyu mutasi akan terbukti tengah hari ini (Jumat, 327 Juli 2007). Dari informasi yang dikumpulkan oleh Dusunlaman, pukul 14.00 nanti dilangsungkan pelantikan pejabat terkait isyu mutasi. Bertempat di Balai Latihan Kerja, Kantor Disnaker prabumulih, Km. 6. Disinyalir, 80 persen pejabat akan terkena kebijakan mutasi ini.

Salah satu isyu yang juga muncul terkait mutasi pejabat adalah isyu perbedaan kubu antara Walikota Prabumulih, Rachman Djalili, dengan Wakil Walikota Prabumulih, Yuri Gagarin. Apakah memang demikian kenyataannya, kita tunggu siang ini.




MUBA Punya TV

Sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terbanyak, Musi Banyuasin (MUBA) sungguh fenomenal. Dibawah kepemimpinan Alex Nurdin, kabupaten ini menggratiskan biaya pendidikan. Tak hanya untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Dilansir dari situs Pemkab Muba, kabupaten ini pun membuat terobosan baru...

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin membuat terobosan untuk memajukan kualitas sumber daya manusianya dengan membangun dua perguruan tinggi gratis, Akademi Perawatan dan Politeknik. Bahkan, Politeknik Sekayu rencananya menjalin kerja sama akademik dengan Ngee Ann Polytechnic dari Singapura.


Pembangunan fasilitas pun mendapat porsi besar di kabupaten ini. Melalui salah satu perusahaan daerah, PT. Muba Link, pada tanggal 30 November 1999 telah didirikan sebuah hotel bintang tiga. Sejumlah fasilitas olahraga berstandar internasional turut dibangun menjelang penyelenggaraan PON XVI. Sebagai salah satu kabupaten penghasil migas terbesar di Sumsel, Muba juga mendirikan perusahaan migas sendiri, Petromuba.

Tak hanya sampai disana, Muba juga telah memiliki TV lokal (MUBA TV). Dilansir dari Sriwijaya Pos, 25 Juli 2007, MUBA TV mulai mengudara sejak hari rabu lalu (25/7).

Bupati Muba, Alex Noerdin mengatakan didirikannya TV Muba ini untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat, sarana hiburan, dan direncanakan dapat memberikan wacana ke depan melalui jalinan kerjasama dengan TV publik lainnya.


Saat ini, jangkauan siar MUBA TV baru sebatas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, dan Kabupaten Musi Rawas. Namun, pemkab Muba tetap menyimpan sebuah obsesi, memperluas jangkauan siar MUBA TV ke tingkat regional hingga nasional.

Kita lihat sama-sama nanti.


Friday, July 20, 2007

Bioskop Nasional



Oleh: Topan Redda Hasanuddin

Seperti pernah ditulis di weblog ini, bioskop Nasional adalah salah satu media hiburan gambar bergerak tertua di kota Prabumulih . Didirikan sekitar era 1950-an oleh duo kongsi TERINOM dan SUHUR (seperti diceritakan kembali oleh Suherman Muis Suhur dalam email kepada saya baru-baru ini).

Keberadaannya di Prabumulih di era tahun 1950-an itu mungkin cukup fenomenal. Coba bayangkan seperti apa kota Prabumulih di tahun 1950-an? Jalan Rambang (sekarang Jalan Sudirman) sebagai jalan utama di Prabumulih masih sempit dan mungkin tidak semuanya sudah diaspal. Hutan-hutan dan belukar yang mengelilingi kota masih lebat dan asri.. Tapi kota Prabumulih sudah mempunyai gedung bioskop sendiri.
Keberadaan "Nasional Bioscope" (begini dulu ia dieja) masih terus berlanjut hingga ke era 70-an kala saya masih duduk di sekolah dasar. Bioskop Nasional ditonton oleh bertruk-truk masyarakat dari dusun-dusun sekitar untuk menonton dengan riuh dengan bertepuk tangan dan berteriak-teriak bila sang Jagoan India sudah datang menyelamatkan pacarnya yang ada di tangan musuh...

Ya, film India! Film India memang tontonan terfavorit masyarakat waktu itu. Siapa yang tak kenal dengan Dev Anand, Hema Malini, Dharmendra, Jeetendra, Pran, Satrughan Sinha, Rishi Kapoor, Helen, Amitabh Bacchan, Dimpel Kapadia, Nettu Singh, Rakesh Roshan, Sunil Dutt...

Film India itu akan diputar hingga berhari-hari bahkan bisa sebulan penuh! Daya tampung bioskop hanya 300-400 tapi bisa dimuati oleh 700 orang! Penonton rela nonton sambil berdiri dan kepanasan sambil berpeluh keringat demi menonton bintang kesayangannya itu tadi. Jika adegan sudah sampai ke perkelahian ala India, maka ya itu tadi, penonton akan berteriak-teriak sambil bertepuk tangan dan bahkan mencucurkan air mata bila adegan sedih berkepanjangan yang ditayangkan.

Peringkat kedua film yang disukai adalah silat mandarin dan Hongkong dengan bintang-bintang Fu Shen, David Chiang, Ti Lung, Chen Kuan Thai. Lalu film silat Jepang dengan bintang utama Etshuko Shiomi dan Sinichi Chiba serta Yasuaki Kurata sebagai langganan pemeran antagonis.

Namun kini dengan semakin berkembangnya teknologi video hingga VCD dan DVD maka peran bioskop sebagai pemberi gambar hidup pelan-pelan menyurut. Hingga awal tahun 1990-an Bioskop Nasional masih menyuguhkan tontotan film-film dengan jumlah penonton yang semakin merosot dan bahkan tidak menguntungkan lagi sebagai usaha. Hingga akhirnya ditutup sama sekali. Meski gedung ini sempat dimanfaatkan oleh sebuah usaha permainan ketangkasan. [Topan Redda Hasanuddin, Kamis 18 Mei 2006, 1:09 PM]

Tulisan ini pernah dimuat di blog lama dusunlaman, 23 Mei 2006. Untuk membaca koleksi tulisan lama dusunlaman, silakan klik http://dusunlaman.blog.com

googled278a6fe0e049407.html

Wednesday, July 18, 2007

Resensi: Rahasia Cinta Gadis Jelita



Rahasia Cinta Gadis Jelita
Penulis : K Usman
Ukuran : 20,5x13,5 cm
Harga : Rp. 39.500,00
Penerbit : Penerbit Republika

Kiagus Muhammad Taufik Firdaus, 'anak kota' dari keluarga kaya raya di Palembang. Demi menyelesaikan penulisan skripsi, anak muda yang juga mahasiswa fakultas pertanian ini akhirnya tinggal di dusun Kepur.

Bukan hanya karena tugas kuliah Kiagus Muhammad merasa betah diri tinggal di dusun kecil itu. Tapi, karena hatinya telah terpikat pada seorang gadis dusun Kepur. Gadis jelita nan misterius, bernama Melur.

Telah banyak pria yang menyatakan lamaran pada Melur, dan pulang dengan tangan hampa. Apakah Kiagus Muhammad juga akan bernasib sama dengan para lelaki sebelumnya?

Seperti cerita-cerita lain karya K. Usman, kisah ini pun mengalir dengan sederhana. K. Usman sebagai seorang 'story-teller' senantiasa berhasil mengemas ide-ide nan sederhana menjadi kisah yang menarik dan enak untuk dibaca.

Tren Korupsi di Prabumulih

Korupsi adalah tren, gaya hidup! Jangan langsung setuju atau menyangkal. Ini hanya sebuah hipotesis khas anak lorong.

Disebut demikian, justru setelah reformasi yang menggulingkan pemerintahan Orde Baru karena dianggap pemerintahan nan korup, dugaan korupsi malah ditemukan hampir di seluruh jajaran pemerintahan di Indonesia. Mulai dari tingkat kementerian hingga pemerintah kepala desa.

Di Prabumulih, sejak kota administratif yang berada di bawah Kabupaten Muara Enim ini mendapat status kota, issue korupsi juga muncul. Mulai dari 'cuma' 66 Juta, hingga berangka miliaran rupiah.

Dugaan korupsi yang berharga paling murah, 66 juta rupiah, membuat Kepala Dinas Pertanian Kota Prabumulih dan Pimpro pengadaan, tergelincir ke proses hukum. Masih terdapat 3 kasus dan dugaan korupsi lain yang juga telah dan sedang diproses oleh aparat hukum. Ketiganya adalah...

  1. DUGAAN KORUPSI PENGADAAN TANAH LOKASI PEMBANGUNAN KANTOR PEMKOT DAN RSUD, 2003

    Walikota Prabumulih Rachman Djalili, sempat dinonaktifkan karena diduga terkait dengan tindak pidana korupsi tersebut. Tersangka akhirnya dinyatakan tidak bersalah dan kembali menjabat menjelang akhir Juni 2007.

    Pimpinan proyek pengadaan tersebut, Drs Sulaiman bin Kobil, mendapat vonis 4 tahun penjara dan sampai saat ini harus mendekam di penjara.

  2. DUGAAN KORUPSI PENGADAAN MOBIL DINAS (MOBNAS)
    Sekretaris Wilayah Daerah Pemerintah Kota Prabumulih, H.A. Latief dan pimpinan proyek pengadaan dinas Abdul Kadir sebagai tersangka dakam kasus dugaan korupsi. Isu MOBNAS juga disebut-sebut mengaitkan nama wakil walikota Prabumulih, Yuri Gagarin.

    Kerugian negara diperkirakan sebesar Rp 400 juta. Dalam APBD Kota Prabumulih 2004 menyebutkan untuk pembelian dua unit mobil dinas dialokasikan Rp 1,4 miliar.
    Padahal harga mobil tersebut tidak sebesar itu.

    Lebih lanjut baca tempo interaktif

  3. DUGAAN KORUPSI PROYEK PERENCANAAN UMUM, TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN DI KOTA PRABUMULIH
    Menyeret Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Kota Prabumulih, Ir Ahmad Fauzi, M.Eng bersama Ir Lukman Muizzi --dosen sebuah perguruan tinggi swasta di Palembang--ke Rumah Tahanan Negara Kls I Jl Merdeka, Senin (23/1).

    Keduanya resmi dijadikan tersangka oleh tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel, dalam kasus dugaan korupsi proyek perencanaan umum, teknis jalan dan
    jembatan di Kota Prabumulih senilai Rp 900 juta Tahun Anggaran 2004.

    Lebih lanjut baca sripo 24 Januari 2006

Thursday, July 12, 2007

Mantan Kadistan Prabumulih Ditahan


  • Dugaan Kasus Korupsi


Kemarin (12/7), mantan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Prabumulih, Ir Eddy Hermanto akhirnya ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Prabumulih. Bersamanya turut ditahan pula mantan Pimpinan Proyek Pengadaan Barang, Endin Herman Patar. keduanya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan peralatan alat potong hewan fiktif pada Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kota Prabumulih tahun 2005.

Berapa banyak kerugian Negara yang dituduhkan kepada kedua orang ini? 66, 7 juta.

Sumber: Sriwijaya Pos, 13 Juli 2007

Monday, July 9, 2007

Sungai Kelekar “Dihijaukan”

  • Menhut Tanam Pohon

PRABUMULIH, SRIPO—Pemkot Prabumulih mencanangkan penghijauan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelekar dan Bumi Perkemahan Pramuka Prabumulih. Penghijauan ini ditandai dengan penanaman pohon oleh Menteri Kehutanan MS Kaban, Senin (9/7).

Menurut Menhut RI, MS Kaban DAS memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat. Sebab banyak terjadi kekeringan pada musim kemarau, dan tiba-tiba banjir saat musim hujan, akibat DAS yang tidak lagi lestari.

“Jika DAS hijau, maka sudah pasti persediaan air akan melimpah. Sebab DAS memiliki fungsi meresap, dan mengendalikan air hujan,” katanya. Untuk itu, selain pemerintah, peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk mendukung pelestarian DAS. Sungai Kelekar di Prabumulih adalah salah satu sungai yang kini sudah tidak memiliki persediaan mata air yang banyak. Makanya, sungai itu cepat sekali mengalami kekeringan. Kaban juga mengungkapkan pada tahun ini pihaknya juga membuat program hutan tanaman rakyat (HTR). Program tersebut merupakan program hutan untuk rakyat, setelah sebelumnya pemerintah membuat program hutan tanaman industri (HTI). Sebagai permulaan akan diresmikan HTR seluas sekitar 20.000 hektare di Sulawesi Tengah, imbuhnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih pada Tahun 2007 telah membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.

“Kita melibatkan semua unsur terkait untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” ujar Walikota Prabumulih, Drs H Rachman Djalili, MM dalam acara Gerakan Indonesia Menanam yang dihadiri Menteri Kehutanan, HMS Kaban, SE, Msi di Bumi Perkemahan Pramuka, Desa Pangkul, Prabumulih, Senin (9/7). Menurutnya, pembentukan tim juga dibarengi pembentukan posko yang dipusatkan di Mapolres Prabumulih.

Selain itu juga dibentuk 7 unit posko di setiap titik rawan kebakaran. Sedangkan unsur tim terpadu tersebut, terdiri atas seluruh instansi terkait di lingkunan Pemkot Prabumulih, Polres, Kejaksaan Negeri Batalyon Zeni Tempur 02/SG, Pertamina EP Region Sumatera, dan seluruh jajaran pemerintahan sampai ke tingkat desa/kelurahan.(nik)

Masyarakat Prabumulih dan Tata Pemerintahan Kota yang Baik

Sejak berstatus kota, tata pemerintahan Prabumulih masih perlu perbaikan di sana-sini. Masih jauh dari indikator tercapainya kondisi tata pemerintahan yang baik dan bersih (good & clean governance).

Protes dan keluhan masyarakat Prabumulih terus mewarnai pembangunan kota kecil ini. Beberapa isyu yang menonjol antara lain, korupsi, tata ruang, sistem penerimaan pegawai negeri, dan penertiban pedagang kaki lima (PKL) serta pembangunan pusat perbelanjaan. Di samping itu masih banyak isyu lain yang juga bermunculan.

Ini semua mengisyaratkan bahwa Pemkot Prabumulih perlu membuka ruang untuk keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam pembangunan. Ini juga berarti masyarakat perlu mengambil peran lebih besar agar terlibat dalam proses pembangunan prabumulih.

”Ada banyak upaya yang bisa dilakukan masyarakat maupun pemkot untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih di kotanya,” demikian disampaikan Yulius Hendra, aktivis/pendamping masyarakat yang banyak berurusan dengan isyu tata pemerintahan. ”Pertama, pengawasan. Seperti yang sudah dilakukan oleh salah satu lembaga Mulan Komunitas, dalam proses penerimaan calon pegawai negeri sipil,” lanjut lajang kelahiran Prabumulih ini.



Perencanaan pembangunan partisipatif adalah upaya yang juga dapat dilakukan. Menurut Yulius, pemerintah harus memberi ruang keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Atau, masyarakat bisa saja merebut ruang tersebut. Suda banyak contoh, di prabumulih dan di berbagai daerah, perencanaan pembangunan yang tidak partisipatif akan menuai protes. Sekalipun ketika pembangunan sudah dilakukan.

Masyarakat juga bisa melakukan upaya pengawasan pembangunan berbasis komunitas, serta menganalisis anggaran. ”Masyarakat harus mendapatkan akses terhadap informasi umum meliputi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), program kerja dinas, proyek-proyek pemerintah, dana stimulan, dan lainnya,” tegas Yulius.

”Yang juga penting diupayakan untuk menuju good governance adalah pelayanan publik,” ujar laki-laki yang pernah mengenyam pendidikan antropologi di Universitas Padjajaran ini. ”Namun, yang menjadi tulang punggung semuanya adalah kemampuan masyaraka untuk menganalisa anggaran kota, ditambah dengan advokasi kebijakan kota.” [syam]

Friday, July 6, 2007

Duku [bagian 3]

Duku [bag. 3]
Cerita Pendek K. Usman

sebelumnya...

Di pasar-pasar tradisional terdekat, ada tiga yang kudatangi, tidak kutemukan duku. Aku tancap gas ke pasar swalayan yang buka 24 jam. Kudapati satpam terkantuk-kantuk. Kasir-kasir berwajah pucat layu, walaupun sudah berdandan rapi.

nggak ada duku di sini,” kataku setelah mutar-mutar di tempat buah-buahan lokal.

”Lagi belum musim, Om” ucap seorang kasir sambil mencoba menyegar-nyegarkan wajahnya.

Pukul 03.10 aku meluncur ke Pasar Induk Kramat Jati, kawasan Jakarta Timur. Di sana segala ada. Di pasar itu grosiran dan eceran dilayani sepanjang hari. Seperti bermimpi, kutemukan setumpuk duku, masih agak hijau. Benar-benar setumpuk duku. Entah dari mana asalnya. Kuborong semua yang tersedia, dua kilo gram lebih sedikit. Pedagang itu minta sepuluh ribu rupiah. Langsung kubayar kontan. Setelah itu, aku meluncur dengan kecepatan tinggi, menembus kabut pagi yang dingin menuju rumah. Rasa bangga seorang calon ayah berkobar di dadaku.

Tiba di rumah, kusodorkan kantong plastik hitam yang berisi duku dua kilo gram lebih kepada Mimin. Antusias dia menyambut hasil perburuanku dan berlari ke ruang makan, tempat untk mulai makan duku.

”ah, masam, sepat, ini buka duku Palembang, Bung!” teriaknya. ”Ini duku Condet!” Sambil berkata duku yang masih hijau itu dibuangnya ke tempat sampah. Bruuuk!

”Masya Allah!” aku mengucap sambil mengurut dada.

Mimin mengatakan, lidahnya tak dapat dikibuli. Ia berkata sambil mengulurkan lidah lancipnya.

”Tega kau membohongi anakmu. Masa’ berpura-pura kepada buah cinta kita. Mencontoh siapa kau ini, sih?! Kau simpan dimana hati nuranimu?” Merepet suaranya seperti tembakan senapan otomatis.

Terasa letihku. Setela membuka jaket kulit bututku, aky tertunduk di dekat meja makan. Masih kurasakan dinginnya embun di wajahku. Tak kurasakan dinginnya embun di wajahku. Tak berharga jerih payahku. Padahal, semula Mimin tidak menyebut, anaknya minta duku alembang. Aku merasa sebagai si bersalah.

Saat Mimin membanting pintu danm masuk kamar, set, terasa sembilu menyayat hatiku. Ternyata tidak mudah menjadi seorang ayah, pikirkus. Soal sepeleh jangan dikira tidak memusingkan kepala. Aku teringat cerita Mas Zakaria, manajer personalia di kantorku. Ketika ngidam pertama, istrinya minta gigi buaya. Dia panik. Saudara-saudara dan relasi dia hubungi. Pergilah dia ke restoran khusus di kawasan Mangga Dua, akarta Kota. Di sana dijual sate ular, kadal, kelinci, dan daging buaya. Dengan harga sangat mahal dibelinya sebuah gigi buaya. Istrinya bahagia sekali. Dia merasa pahlawa bagi istri dan anak pertamanya. Sedang aku? Untuk sementara gagal.

Bersambung...

Monday, July 2, 2007

Bencana Ekologis Ancam Prabumulih

Di tengah rentetan bencana alam yang susul-menyusul di seluruh Indonesia, kehidupan masyarakat Prabumulih masih berlangsung tenang. Kota kecil berjarak 90 km dari Palembang ini, hingga saat ini memang belum pernah didera bencana-bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau gempa bumi.

Kendati demikian, menurut Julius Marlin, peserta Konferensi Rakyat Indonesia (Jakarta, 1 – 4 Juli 2007), masyarakat Prabumulih berada di bawah bayang-bayang potensi bencana ekologis. “Yang paling menakutkan adalah tercemarnya sungai Lematang oleh pabrik pulp dan kertas PT. Tanjung Enim Lestari (PT. TEL). Sebab, sungai Lematang adalah sumber air bersih (PDAM) bagi masyarakat Prabumulih.”

Sapriyanto, aktivis Mulan Komunitas Prabumulih, menambahkan potensi bencana ekologis yang lain berasal dari aktivitas penambangan minyak dan gas bumi. “Hampir setiap hari, terjadi kebocoran minyak yang mencemari sungai-sungai dan lahan-lahan pertanian rakyat,” tutur Sapriyanto. []
banner8.gif